Ia melihat sebuah Kepompong yang menggantung di ranting. Sang Semut mengejek bentuk Kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hai Kepompong, alangkah buruk nasibmu. Kamu hanya bisa terdiam dan tergantung di situ. Ayo jalan-jalan, lihat kebun sekolah yang luas dan indah ini. Bagaimana nasibmu bila ranting itu patah?” Kepompong itu hanya terdiam.
Hingga pada suatu hari, Semut berjalan-jalan di kebun sekolah itu. Karena hujan, kebun sekolah itu dipenuhi lumpur sehingga Semut pun tergelincir dan jatuh ke lumpur, Semut itu jatuh. Semut itu berteriak minta tolong sekencang mungkin.
“Tolong bantu aku, aku mau tenggelam, tolong … tolong … tolong aku!”
Untunglah saat itu ada seekor Kupu-kupu terbang melintas, kemudian Kupu-kupu itu menjulurkan sebuah ranting ke arah Semut.
“Semut, peganglah erat-erat ranting itu, nanti aku akan mengangkat ranting itu”. Lalu si Semut memegang erat-erat ranting itu.
Dengan sekuat tenaga, Kupu-kupu mengangkat ranting tersebut, kemudian Kupu-kupu menurunkannya di tempat yang aman. Semut berterima kasih kepada Kupu-kupu karena telah menolong nyawanya.
“Aku adalah Kepompong yang pernah kau ejek”, kata si Kupu-kupu.
Ternyata Kepompong yang dulu diejek Semut sudah menyelamatkannya. Akhirnya sang Semut pun berjanji tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di kebun sekolah itu.
Ayo Membaca
Secara berkelompok, bacalah dongeng di atas! Salah satu siswa membaca, sementara anggota kelompok lainnya menyimak.
Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 2 Halaman 135 dan 136
Ayo Berlatih