Jawaban:
Sang Kancil dan Cicak Badung
Pada suatu hari, Kancil sedang bercengkrama dengan sekawanan semut di pinggir parit. Para semut melihat apel merah yang menjulur ke sungai. Mereka meminta kancil agar memetik apel itu. Para semut memotong apel tersebut menjadi kecil-kecil dan menikmatinya.
Ketika para semut sedang menikmati apel, datang seekor cicak yang mengambil potongan besar apel. Para semut berteriak ada pencuri. Kancil mencari tahu dan menemukan bahwa cicak badung telah mencuri apel para semut.
Kancil membisikkan suatu rencana ke semut. Kemudian kancil membawa segenggam buah kecil berwarna merah. Para semut yang melihat buah tersebut tertawa dan menganggap rencana kancil sangatlah lucu.
Para semut melanjutkan memakan apel sambil bernyanyi dan menari-nari. Buah yang dibawa kancil diletakkan di pinggir dan tidak dijaga.
Cicak datang lagi dan mengambil buah-buahan yang tidak dijaga itu. Para semut yang mengetahuinya tidak marah malah tertawa senang. Cicak merasa curiga terhadap semut, namun tatap memakan buah tersebut hingga kenyang dan tertidur.
Ketika terbangun, cicak penasaran mengapa para semut tertawa. Ia lalu mengintip para semut yang sedang bertanya kepada kancil apakah buah yang dicuri cicak bukan cabai. Kancil menjelaskan bahwa apabila cicak mendengar tawa para semut dan mengetahui buah itu adalah cabai, cicak tidak akan jadi memakannya dan malah mencuri buah yang lain. Oleh karena itu kancil menggantinya dengan stroberi. Jika cicak kekenyangan dan tertidur, maka cicak tidak akan mengganggu mereka.