“Sangat menyenangkan. Banyak ilmu yang didapat.” jawab Edo.
“Ilmu apa Do’?”, tanya Siti.
“Ternyata, waduk itu dapat dijadikan pembangkit listrik”, jelas Edo.
“Iya, makanya waduk Jatiluhur itu disebut sebagai waduk untuk PLTA, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air”, tambah Udin.
“Mengapa disebut Pembangkit Listrik Tenaga Air?” tanya Siti lagi.
“Karena energi listriknya berasal dari tenaga air.”
“Bagaimana caranya energi air menjadi energi listrik?” Siti semakin ingin tahu.
“Energi gerak air akan memutar alat yang disebut turbin, lalu turbin menggerakkan generator listrik. Bergeraknya generator listrik inilah yang akan menghasilkan tenaga listrik,” jelas Udin.
“Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke gardu-gardu listrik,” Lani menambahkan.
“Nah, dari gardu-gardu itulah listrik disalurkan ke rumah-rumah atau kantor-kantor,” Edo melengkapi
“Oh begitu ya. Terima kasih ceritanya ya teman-teman,” ujar Siti kepada teman-temannya.
Begitulah keseruan pembicaraan Siti dan teman-temannya. Dari pembicaraan mereka kalian mendapatkan informasi tentang manfaat waduk sebagai pembangkit listrik.
Selain sebagai pembangkit listrik waduk juga digunakan untuk keperluan lainnya seperti irigasi atau pengairan sawah, perikanan, dan juga sebagai tempat wisata. Betapa besar manfaat waduk.
Oleh karena itu, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika waduk kering. Sawah-sawah akan kekeringan dan persediaan energi listrik menjadi berkurang.
Sekarang coba pikirkan, apa akibatnya jika tidak ada listrik. Apa pula akibatnya jika sawah kering?