“Pelu, udara di daerah ini panas, ya?” kata Buyung.
“Iya, Buyung. Kan kamu sudah tahu jika di daerah pantai suhu udaranya panas. Masyarakat di daerah ini biasanya mengenakan pakaian terbuka, seperti kaus dan celana pendek. Suhu udara di daerah ini berbeda dengan suhu udara di dataran tinggi. Biasanya masyarakat di dataran tinggi berpakaian tertutup karena karena suhu udara di pegunungan dingin,” Pelupessy memberi penjelasan kepada Buyung.
“Iya, iya, saya paham penjelasan Profesor Pelupessy!” jawab Buyung sambil tertawa.
Pelupessy melempar beberapa ranting rumput laut ke arah Buyung. Secepat kilat Buyung menghindar serangan Pelupessy.
“Sudah, sudah. Ayo, selesaikan dahulu pekerjaan ini! Setelah itu, kalian membersihkan diri dan sarapan, ” kata Bibi Siti. “Iya, Bi,” kata Buyung.
Sarapan sudah tersaji di ruang tengah. Buyung, Pelupessy, dan Bibi Siti bersiap makan. Saat itu, tampak Paman Abua pulang. Setelah membersihkan diri, Paman Abua bergabung bersama untuk sarapan. Setelah makan bersama, kami duduk di depan rumah sambil menunggu jemuran rumput laut.
Paman Abua bercerita kepada kami tentang kegiatannya melaut semalam. Kami mendengarkan cerita paman. Sesekali Buyung, Pelupessy, atau Bibi menanggapi cerita paman Abua.
Buyung sangat bangga dengan kegigihan dan keberanian Paman Abua saat melaut. Buyung sangat senang dengan kesederhanaan keluarga Paman Abua. Wajar, jika liburan tiba Buyung ingin selalu kembali ke Masohi, kota kecil di Kepulauan Seram.