Kupi tidak terhibur oleh penjelasan ayah. Pikirnya, biarkan saja manusia menerima akibat dari perbuatannya sendiri. Manusia memang sering tidak bijak. Kupi hanya ingin berdoa semoga suatu saat nanti hutan bakau akan kembali. Semoga suatu saat nanti ada lagi taman tempatnya bermain. Semoga suatu saat nanti ia masih bisa bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya. Kupi hanya bisa berdoa, semoga kelak manusia bisa bertindak lebih bijaksana. Semoga!
[Santi Hendriyeti]
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan cerita di atas!
1. Siapa yang tinggal di dalam hutan bakau?
Jawaban:
Kupi dan Ayahnya.
2. Apa yang biasa dilakukan Kupi dengan Ayahnya?
Jawaban:
Malam itu, di pesisir pantai, Kupi berjalan pelan di gundukan pasir.
3. Mengapa Kupi sedih dan marah?
Jawaban:
Kupi sedih karena tidak bisa bertemu teman-teman kecilnya lagi, kupi marah karena manusia merusak hutan bakau.
4. Gambarlah salah satu tokoh. Tulislah pendapatmu tentang tokoh tersebut.
Jawaban:
Kupi adalah kepiting kecil yang ceria. Kupi senang bertemu dengan teman-temannya di hutan bakau. Kupi juga sedih ketika mengetahui hutan bakau yang biasa untuk bermain sudah tidak ada lagi karena akan dibangun gedung-gedung besar oleh manusia.
Sampaikan gambar dan tulisanmu kepada teman kelompokmu! Mintalah pendapat mereka!
5. Apakah gambarmu sama dengan gambar temanmu? Jelaskan!
Jawaban:
Ya, gambarku hampir sama dengan temanku. Temanku juga menyukai tokoh Kupi si Kepiting. Oleh karena itu dia menggambar bentuk kepiting. Aku juga menyukai tokoh Kupi, sehingga aku juga menggambar kepiting. Gambar kami hampir mirip karena semua bentuk kepiting sama.