“Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar.
Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.
Buatlah pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang cerita di atas! Berikan pertanyaan kepada teman di sebelahmu untuk dijawab! Tulislah pertanyaanmu pada tempat di bawah ini!
1. Tuliskan pendapatmu tentang masing-masing tokoh yang terdapat dalam cerita.
Jawaban:
Ida adalah anak yang pandai, sederhana, dan jujur, sehingga ia patut dijadikan sebagai anak teladan di sekolahnya. Sedangkan Gugut anak yang malas belajar dan tidak jujur karena berani menyontek ketika ulangan. Sikap gugut tersebut tidak patut untuk ditiru.
2. Tuliskan pendapatmu tentang konflik yang terjadi.
Jawaban:
Ketika ulangan di sekolah kita harus bersikap jujur dengan tidak mencontek. Menolong teman adalah hal yang baik, namun kita tidak diperbolehkan untuk saling menolong dalam hal yang buruk seperti saling mencontek.
3. Tuliskan pendapatmu tentang pesan moral yang terdapat dalam cerita.
Jawaban:
Kita harus membiasakan untuk selalu bersikap jujur sejak dini agar kelak tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Ketidakjujuran dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.