“Banyak orang penasaran, bagaimana cara Anda merawat tanaman jagung tersebut?” tanya Pak Jati.
“Ada-ada saja. Saya merawat tanaman jagung sama seperti yang lain. Tapi, saya memiliki resep rahasia untuk tanaman jagung saya,” jelas Pak Saleh.
“Pupuk rahasia?” tanya Pak Jati dengan penasaran.
“Bukan, Pak. Bukan pupuk rahasia, tapi resep rahasia. Tapi apakah orang-orang percaya kalau saya memiliki resep rahasia?” kata Pak Saleh.
“Apa resep rahasia itu, Pak Saleh?” tanya Pak Jati penuh harap.
“Saya hanya membagikan benih-benih jagung terbaik kepada petani-petani di sekitar sawah ini,” kata Pak Saleh sambil tersenyum.
“Lo, benih jagung terbaiknya kok malah diberikan ke petani lain?”
“Itu dia kuncinya. Tanaman jagung punya serbuk sari dan putik kan, Pak?”
“Iya, Pak. Lantas?” tanya Pak Jati kembali.
“Angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak. Kemudian, angin menebarkannya dari satu sawah ke sawah lain.”
“Wah, Pak Saleh memang cerdas!” puji Pak Jati.
“Coba bayangkan jika tanaman jagung di sawah sebelah ini buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke sawah saya pun juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung di sawah saya.” Terang Pak Saleh kepada Pak Jati.
“Musim tanam yang akan datang, saya akan coba resep Pak Saleh,” kata Pak Jati.
“Begitu pula dengan hidup kita, Pak. Jika kita ingin menjadi petani yang berhasil, kita harus menolong orang sekitar menjadi berhasil pula. Mereka yang ingin hidup dengan baik harus menolong orang di sekitarnya untuk hidup dengan baik pula,” kata Pak Saleh kepada Pak Jati.