”Raka, minum wedang jahe dulu. Badanmu pasti dingin karena main air,” kata ibu kepada Raka.
”Ya, Bu,” jawab Raka sambil menuang wedang jahe dalam cangkir. Ayah, ibu, dan aku juga menuang wedang jahe ke cangkir kami masing-masing. Sambil menikmati wedang jahe dan pisang goreng, kami pun berbincang-bincang.
”Raka, perbuatanmu main air tadi tidak baik. Kamu sudah menghambur-hamburkan air. Kamu kan tahu kalau air di rumah kita adalah air dari PAM. Setiap bulan kita membayar air yang kita gunakan. Uang yang kita bayarkan kepada PDAM sesuai banyaknya air yang kita gunakan. Maka dari itu, kita harus hemat air,” terang ayah.
”Bagaimana caranya, Yah?” tanyaku.
”Ada banyak cara dapat kita lakukan,” jawab ayahku.
”Apa saja itu, Yah?’
”Sebetulnya, kita sudah melakukan hemat air tanpa kalian sadari. Setiap hari kalian mandi dengan shower tidak dengan gayung. Dengan gayung kita dapat menghabiskan air sekitar 15 liter. Kalau menggunakan shower, kita dapat hemat 60%. Selain itu, keran yang ada di rumah ini adalah digunakan untuk mengalirkan air secara hemat. Nah, kalau kalian selesai mengalirkan air dengan keran, segeralah matikan. Tindakan yang kamu lakukan tadi, Raka, itu sangat tidak hemat air bahkan menghambur-hamburkan air,” jelas ayah.
”Di rumah ini yang paling hemat air adalah ibu,” kata ayah.