Siti : “Ini pertama kalinya aku mengikuti perkemahan di sekolah! Menyenangkan sekali!”
Lani : ”Ini juga pengalaman pertamaku menikmati hangatnya api unggun bersama teman-temanku.”
Siti : “Ya! Ternyata berada dekat api unggun seperti ini, dapat membantu menghangatkan tubuh, ya! Rasanya menyenangkan, karena dapat mengatasi hawa dingin di daerah ini. Mengapa bisa begitu, ya?”
Dayu : “Pertanyaan itu juga yang dari tadi ada dalam pikiranku! Bagaimana bisa panas dari api unggun itu dapat kita rasakan meskipun kita berjarak dari sumber api itu. Pada jarak sejauh ini, kita sudah dapat merasakan panas yang berasal dari api unggun itu. Sepertinya jika kita semakin dekat ke sumber api, pasti kita akan merasa kepanasan, bukan? Tempat kita berada saat ini mungkin tempat yang paling nyaman karena jarak kita dengan api unggun cukup untuk membantu kita menghangatkan tubuh kita.”
Siti : “Sepertinya pengamatanmu menarik, Dayu! Sebelumnya kita telah belajar tentang konduksi dan konveksi. Sepertinya apa yang kita alami sekarang ini, bukan contoh dari kedua cara perpindahan kalor itu. Mungkinkah ada cara perpindahan kalor yang lain?”
Ayo Membaca
Perpindahan Kalor secara Radiasi
Bagaimana panas matahari dapat sampai ke bumi? Kalor dari panas matahari tidak dapat berpindah secara konduksi, karena udara yang terdapat dalam atmosfer termasuk konduktor yang paling buruk. Kalor dari matahari pun tidak dapat menghantar secara konveksi karena antara matahari dan bumi terdapat ruang hampa yang tidak menghantarkan kalor. Jadi, kalor dari matahari merambat ke bumi tanpa melalui zat perantara.