“Adik-adik, kalian akan dibagi berkelompok untuk mendirikan tenda. Satu kelompok satu tenda, terdiri dari lima orang,” ujar Kak Firman, kakak pembina Pramuka.
Dea ditempatkan di kelompok 2 bersama Ayu, Isma, Lulu, dan Fina. Mereka segera membangun tenda dibantu Kak Sari, kakak pembina yang lain. Setelah tenda selesai, mereka diberikan waktu membersihkan diri dan berkumpul lagi pukul 7 malam dalam acara api unggun.
Biasanya, pukul 7 malam, ada kartun favorit Dea di TV. Dea pun kesal karena akan melewatkan satu episode.
Api unggun sudah menyala di tengah lapangan. Semua anggota Pramuka mengelilingi api unggun. Kelompok Pramuka dari kelas 6, lalu membawakan dua lagu diiringi gitar. Setelah itu, kakak-kakak alumni tampil membawakan pantun berantai.
“Ayah memiliki mobil berwarna biru. Akhir-akhir ini mobil kesayangan Ayah sering mogok. Maka Ayah membawa mobilnya ke…,” kata seorang kakak alumni.
“…dokter hewan,” sambung kakak alumni yang lain. Semua penonton pun tertawa.
Dea merasa sangat terhibur. Kekesalan Dea karena tidak bisa menonton kartun favoritnya pun hilang.
Pada tengah malam, Persami dilanjutkan dengan acara jurit malam. Saat itu, malam bulan purnama. Peserta diwajibkan mencari jejak dengan cara memecahkan sandi-sandi Pramuka.
Dea bersama teman-teman kelompoknya menemukan sebuah papan petunjuk. Dibantu senter mereka membaca tulisan di papan: “IRIK KOLEB NIGNIREB NOHOP UMETEK”. Mereka pun kebingungan.