Pengantin perempuan mengenakan tuaki yaitu baju bagian atas. Biasanya model shanghai (Cina) dan model baju kurung (Melayu). Padanan Tuaki adalah kun, yaitu model rok melebar sampai mata kaki. Pakaian ini dilengkapi dengan penutup dada bermotif bunga teratai. Rambut pengantin perempuan dicepol dan diberi hiasan tusuk konde. Hiasan yang dikenakan di kepala adalah siangko bercadar. Di atasnya diletakkan sigar atau mahkota dengan motif bunga-bungaan yang dipenuhi permata.
Perhelatan yang di rumah Pak Sobari digelar dengan meriah. Hiburan yang ditampilkan adalah tarian khas Betawi dan musik gambang kromong. Makanan yang disajikan pun bermacam-macam. Di antaranya adalah makanan khas Betawi. Ada nasi kebuli dan nasi uduk. Ada juga kerak telor dan es doger.
Para tamu sangat menikmati perhelatan tersebut. Para tamu yang berasal dari berbagai suku menikmati semua acara tradisional yang ditampilkan. Mereka juga menikmati kesenian daerah yang digelar. Bahkan, makanan khas nasi kebuli menjadi favorit para tamu untuk dinikmati.
Fika, Fito, Paman Iwan dan keluarganya juga menikmati perhelatan tersebut, peristiwa ini menjadi pengalaman berharga bagi Fika dan Fito. Ternyata di tengah hiruk pikuk Kota Jakarta yang beragam, masih ada tradisi yang dipertahankan. Di tengah segala perbedaan ada persatuan. Di antara berbagai suku bangsa yang tinggal berdampingan ada keharmonisan dan kebersamaan. Alangkah indahnya kebersamaan dan persatuan. Alangkah indahnya keharmonisan yang di antara perbedaan. (Disadur dari: Moh. Rofii Adji Sayekti, Selayang Pandang DKI Jakarta, Klaten, Intan Pariwara, 2008, dengan beberapa perubahan.)