Zaini Alif mengatakan, “Permainan tradisional itu aset budaya bangsa yang sekarang mulai ditinggalkan, karena munculnya gadget. Kita tidak antipati pada gadget, tapi bagaimana menyeimbangkan gadget dengan permainan tradisional, karena permainan tradisional mengajarkan nilai, etika, dan identitas budaya bangsa.”
“Banyak permainan tradisional di Indonesia yang tidak hanya menyajikan keseruan, tapi juga kaya nilai-nilai. Misalnya di Jawa ada permainan dingklik oglak aglik, di Sunda ada perepet jengkol, dan sebagainya. Keragaman itu mengajarkan bagaimana kita toleran atas perbedaan. Jadi perbedaan bukan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan, justru itu bisa menjadi suatu keunggulan,” kata Zaini.
Anak-anak zaman sekarang merupakan generasi emas para pemimpin bangsa di era 100 tahun Indonesia. Kita mengharapkan tiga puluh tahun lagi generasi ini adalah generasi yang dapat mengenali keragaman bangsa, bertoleransi, serta menjaga dan melestarikan kebudayaan.
Sumber: lifestyle.liputan6.com
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 44 dan 45
Ayo Berdiskusi
Diskusikan tugas-tugas berikut bersama kelompokmu.
1. Tulislah peristiwa pada teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”.
Jawaban:
Peristiwa pada teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”: Digelarnya acara Festival Permainan Tradisional Anak.
2. Keragaman apa yang disebutkan pada teks?
Jawaban:
Keragaman pada teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”: keragaman budaya berupa permainan tradisional.
3. Sikap apa yang dapat saya tiru dari teks?
Jawaban:
Sikap yang dapat saya tiru dari teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”: melestarikan kebudayaan dan toleran atas keragaman budaya.