Dingin udara pagi terasa menusuk, namun bel tanda berkumpul sudah dibunyikan. Segera Lumu membangunkan teman-teman setendanya. Sambil menguap malas, melepas bungkus selimut mereka perlahan keluar berkumpul di lapangan. Setelah senam pagi dimulai, tubuh mulai terasa hangat. Ditambah lagi dengan hangatnya perut akibat menu sarapan bubur kacang hijau yang disediakan panitia. Kantuk tak lagi terasa. Bergegas Lumu dan teman-teman kembali ke tenda untuk mandi pagi. Setelahnya mereka harus berkumpul lagi memulai kegiatan jelajah sains.
Bergantian Lumu, Irawan, dan Dino mandi di deretan kamar mandi perkemahan. Sampai di tenda, mereka melihat Juna meringkuk lelap di balik selimut.
“Hai, Juna. Ayo, mandi pagi. 10 menit lagi kita harus berkumpul di tenda jelajah sains” ujar Lumu mengingatkan.
Bergeming Juna di balik selimutnya. Hanya gumaman pelan yang terdengar.
“Ah, aku ngantuk sekali. Biar saja, ‘kan tadi kita sudah mengisi lembar catatan kehadiran pagi. Di antara peserta sebanyak ini, tidak ada yang tahu aku tidak hadir. Nanti saja agak siang aku menyelinap ke sana. “ ujar Juna malas.
“Wah, kok begitu, Juna? tukas Dino. “Rugi dong. Kamu sudah sampai di sini, tetapi tidak memanfaatkan waktu dengan baik. “ tambahnya.
“Iya, Juna. Rugi.” timpal Irawan. “Memang sih, mungkin tidak ada yang tahu kamu tidak hadir. Tetapi apa gunanya kita di sini kalau hanya untuk mencatat nama di daftar kehadiran ?” tanyanya. “Itu ‘kan namanya kamu mengorupsi waktu, Juna.” tambah Irawan lugas. “Waktu yang seharusnya kamu manfaatkan untuk menambah ilmu, malah kamu pergunakan untuk menambah tidur. Apa yang akan kamu bagikan kepada teman-temanmu setelah pulang nanti?” Irawan terus berbicara pada Juna.