Komposisi jenis sampah Jakarta adalah 54% sampah organik, 15% sampah kertas, 14% sampah plastik dan 17% sampah campuran dari kaca, logam dan sebagainya. Dari semua sampah tersebut, hanya 79% yang dapat terangkut ke TPST Bantar Gebang, sisanya tidak terangkut atau sudah didaur ulang.
Sampah berdampak pada kesehatan, misalnya sisa pembakaran sampah dapat menhhasilkan 75 zat racun yang laon, serta hewan yang biasa mengelilingi sampah dapat menjadi media penyakit. Sampah juga berdapak pada lingkungan, misalnya cairan yang dihasilkan sampah dapat mencemari tanah dan air.
Selain itu satu ton sampah juga menghasilkan gas metan yang dapat meningkatkan suhu bumi. Sampah juga dapat membahayakan lingkungan, karena sampah bisa menimbulkan bahaya ledakan yang, seperti kejadian ledakan sampah pada tanggal 21 Februari 2005 yang menelan korban jiwa.
Dari segi estetika, sampah juga menimbulkan masalah tersendiri. Masalah pelik sampah ini karena masyarakat masih tidak tahu bagaimana mengelola sampah. Sebanyak 55% masyarakat tidak tahu cara mengelola sampah. Sebanyak 74% sampah hanya dibuang/ditumpuk, 2% sampah dibakar, dan hanya 19% masyarakat yang mengerti cara penanganan sampah.
Tanggapan masyarakat masih rendah terhadap cara penanganan sampah, sebanyak 98% menganggap sampah itu kotor dan bau, dan baru sebanyak 2% masyarakat yang sudah kreatif dengan melakukan daur ulang sampah.
Sebanyak 65% masyarakat rela membayar lebih retribusi sampah asal sampah dikelola secara baik. Namun ada harapan agar masalah sampah ini bisa teratasi, karena 7,6 dari skala 10 masyarakat untuk turut bertanggung jawab terhadap permasalahan sampah.