Jawaban: D
Cermati penggalan hikayat di bawah ini untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada seorang menteri tua dari pada meteri yang banyak itu. Maka ia pun berkata, maka segala menteri dan hulubalang itu pun tersenyum seraya berkata, “Jika sungguh tuan hamba bersaudarakan hamba sekalian ini, dengan tulus dan ikhlas, hendalah tuan hamba katakan, jika apa sekalipun.” Setelah itu meteri tua iru pun berkatalah, katanya, “Bahwasannya hamba ini mendengar, tatkala hamba lagi kecil dahulu, perkataan mahrum yang tua itu; maka sabdanya, mahrum itu, “Adapun akan negeriku ini, jikalau tiada lagi rajanya, maka hendalah dilepas gajah kesaktian itu, barang siapa yang berkenan kepadanya, ia itulah raja olehmu, supaya sentosa di dalam negeri ini.” Setelah didengar oleh sekalian menteri dan hulubalang itu akan kata menteri itu, maka sekaliannya pun berkenanlah di dalam hatinya.
9. Karateristik sastra Melayu berupa kemustahilan dalam kutipan tersebut adalah….
A. Pemilihan raja ditentukan oleh seekor gajah
B. Raja yang turun tangan dalam memilih penggantinya
C. Ketidaksentosaan dalam sebuah negeri yang dipimpin raja yang baik
D. Keberatan raja yang menyerahkan gajah saktinya kepada menteri
E. Sebuah negeri yang dipimpin oleh seekor gajah
Jawaban: E
10. Nilai budaya yang terkandung dalam kutipan sastra Melayu klasik tersebut adalah….
A. Melakukan pemilihan raja berdasarkan adat kebiasaan di zaman pendahulunya.
B. Menurunkan tahta kerajaan kepada generasi garis keturunan raja.
C. Kebiasaan Tuan Puteri tidak boleh berbicara bila berhadapan dengan seorang raja.
D. Anggapan bahwa seorang raja harus dihormati dan didengar perintahnya.
E. Seorang menteri dan hulubalang raja tidak boleh menentang perintah raja