Awalnya tarian ini dibawakan oleh laki-laki, namun kemudian bergeser menjadi perempuan. Hal ini karena pada masa dahulu kaum perempuan dilarang melakukan aktivitas di luar Rumah Gadang. Pada abad ke-20, tari Payung mengalami perkembangan dengan ditarikan oleh penari laki-laki dan penari perempuan.
Untuk busana tari Payung, penari perempuan menggunakan baju adat Minangkabau seperti baju kurung, bawahan rok dari kain songket, serta hiasan kepala seperti mahkota. Sedangkan untuk penari pria memakai atasan dengan bawahan yang memiliki warna sama. Dibagian pinggang dililitkan songket hingga lutut. Bagian kepala juga menggunakan hiasan khas Minangkabau. Musik pengiring tari Payung di antaranya talempong, akordian, biola, dan gitar. Irama yang diberikan dengan ritme cepa kemudian lambat di akhir pementasan.
Tari payung memiliki makna kasih sayang dan perlindungan untuk kekasih. Makna tersebut dapat terlihat dari properti yang digunakan, yaitu payung dan selendang. Payung dimaknai sebagai bentuk perlindungan pria yang merupakan pilar utama dalam keluarga. Sedangkan selendang yang digunakan penari perempuan melambangkan ikatan cinta suci dari pasangan. Selain itu, selendang juga memiliki arti kesetiaan seorang wanita dan siap membina rumah tangga.
4. Tari Kipas Pakarena
Tari kipas pakarena atau tari pakarena adalah jenis tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, tepatnya di Makassar. Tarian ini dimainkan oleh empat orang penari dengan iringan musik dari gandrang (semacam gendang) dan puik-puik (alat musik tiup). Tari kipas pakarena menggunakan lagu khas daerah Makassar yang berjudul Dongang-dongang. Tarian ini awalnya digunakan sebagai alat untuk memuja kepada para dewa. Namun karena keindahan dan keunikannya, tari kipas pakarena kemudian berubah fungsi menjadi media hiburan.