Beberapa hari setelah kepergian Lan, Tang menyadari bahwa adiknya tiada. Ia pun pergi mencari adik kembarnya itu. Ke hutan, ke gunung, menyeberang sungai, tak juga ditemukan adiknya itu. Sampailah ia di pantai yang sama. Ia pun terduduk menangis di atas sebuah batu putih, meratapi kehilangan akan adiknya. Berhari-hari ia menangis, tanpa makan dan minum, sampai ia pun jatuh lemah, semakin lemah, dan akhirnya ia juga meninggal di tempat yang sama. Konon, jenazahnya berubah menjadi sebuah pohon pinang.
Sementara, istri Tang sedih menanti kepulangan suaminya. Maka, ia pun menyusul berjalan tak tentu arah, mencari sang suami. Sampailah ia di pantai yang sama, menangis tak henti sambil bersandar di bawah pohon pinang. Berhari-hari ia menangis, tanpa makan dan minum, sampai ia pun jatuh lemah, semakin lemah, dan akhirnya ia juga meninggal di tempat yang sama. Jenazahnya menjelma menjadi sebatang pohon sirih yang melilit di batang pohon pinang, yang tak lain adalah jelmaan sang suami.
Konon, begitulah asal usul terjadinya kapur, sirih, dan pinang. Tiga manusia yang saling menyayangi, ditakdirkan untuk selalu berdekatan dan bersama, dalam kehidupan dan setelahnya.
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 146 147 148 Subtema 4 Aku Cinta Membaca: Si Badang
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 Halaman 137 138 139, Subtema 3: Bersatu Kita Teguh, Pembelajaran 6