Sultan Hasanuddin memiliki julukan “Ayamn Jantan/Jago dari Timur” karena berani melawan Belanda yang di saat itu sedang melakukan perdagangan monopoli oleh VOC (Belanda).
Di awal perjuangannya, ia dan Kerajaan Gowa menentang dengan sangat keras terkait hak monopoli. Mereka berpikir bahwa kekayaan bumi ini digunakan untuk bersama-sama, buka untuk dimonopoli. Oleh karena itu, Gowa berusaha sangat keras untuk melawan Belanda.
Pertempuran mulai terjadi di mana-mana, termasuk Makassar. Tiada ampun, Gowa terus mencoba menyerang Belanda. Di pertempuran ini pun ada saja dilakukan perjanjian, namun selalu dikhianati oleh Belanda dan merugikan pihak Gowa.
Hingga akhirnya pada tanggal 18 November 1667, mereka mengadakan perjanjian Bungaya dan Sultan Hasanuddin pun bersedia menandatangani karena keadaan yang sudah mendesak.
Namun, perjanjian ini dilanggar oleh pihak Belanda yang merugikan pihak Gowa. Sehingga terjadi lagi perang pada 12 April 1668. Sayangnya, kerajaan Gowa mengalami kekalahan karena Belanda berhasil memasuki benteng terkuat dari Kerajaan Gowa.
Dari perjuangan Sultan Hasanuddin, kita belajar tentang keberanian dan kegigihan dalam melawan tindakan yang salah dan sewenang-wenang.
Sultan Hasanuddin berusaha untuk melawan kesewenang-wenangan Belanda. Perjuangan beliau layak diteladani dan diberi penghargaan. Berbagai peninggalan Sultan Hasanuddin juga perlu terus dilestarikan sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya.
—
Dari perjuangan Sultan Hasanuddin, kita belajar tentang ‘keberanian’ dan ‘kegigihan’ dalam melawan tindakan yang salah dan sewenang-wenang.