“Kamu tenang saja, Rino. Kami berdua akan melindungimu dari ancaman para pemburu liar,” lanjut Tupi.
Keesokan hari, Kila dan Tupi terkejut. Saat mereka hendak menemui Rino, tiba-tiba mereka melihat dua orang berwajah seram membawa senjata api di hutan.
“Jangan-jangan… mereka mau berburu Rino?” kata Tupi.
“Iya, kita harus memberi tahu Rino agar segera lari!” tanggap Kila.
Namun, terlambat. Para pemburu ternyata sudah melihat Rino lebih dulu.
“Itu dia! Badak jawa yang kita cari. Segera siapkan senapan!” kata seorang pemburu.
Tupi dan Kila pun tersentak. “Wah, kita harus bertindak menyelamatkan sahabat kita!” seru Tupi.
Saat dua pemburu itu sudah bersiap membidik Rino, tiba-tiba Tupi dan Kila melompat ke masing-masing kepala kedua pemburu liar itu dan menarik rambut mereka.
“Rino, cepat lari! Ada pemburu liar!” teriak Kila.
Rino lalu menoleh. Ia kemudian segera lari ke arah selatan hutan.
Tupi dan Kila pun kabur ke semak-semak, meninggalkan kedua pemburu yang marah.
“Aduh, tupai dan kelinci itu bikin kacau rencana kita! Badak jawa buruan kita sudah kabur!” kata seorang pemburu.
Tupi dan Kila bergegas menyusul Rino ke hutan yang lebih aman.
“Berkat pertolongan kalian, aku selamat!” Rino berterima kasih.
“Oh, ini sudah kewajiban kami menolong sahabat yang sedang kesulitan,” kata Tupi.
“Ya, kami juga ingin membantu keluarga besarmu badak jawa agar selamat dari kepunahan,” timpal Kila.